Motivasi kerja dalam suatu organisasi
Posted by : Tris Susanti Dewi, 11 Oktober 2012 09:14:54
Kategori: Organisasi | Viewed : 978 | Rating:
Motivasi kerja dalam suatu organisasi
Salah satu
aspek yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan suatu
organisasi/instansi adalah motivasi kerja SDM yang ada dalam lingkungan
organisasi/instansi tersebut. Motivasi merupakan variabel perantara yang
digunakan untuk menerangkan faktor-faktor dalam diri individu, yang
dapat membangkitkan, mempertahankan dan menyalurkan tingkah laku suatu
tujuan tertentu (J.P. Chaplin).
Motivasi berhubungan dengan
kekuatan (dorongan) yang berada di dalam diri manusia, sehingga motivasi
kerja menunjuk pada kondisi-kondisi (di dalam dan di luar individu)
yang menyebabkan adanya keragaman dalam intensitas, kualitas, arah dan
lamanya perilaku kerja.
Ada 3 teori yang berhubungan dengan motivasi kerja, yaitu :
1. Teori Pengharapan
Pada
teori ini, orang akan termotivasi dengan baik bila ada peluang untuk
mendapatkan insentif pada masing-masing individu. Hal ini terkait dengan
3 konsep, berupa :
a. Nilai (Value)
Setiap bentuk insentif
memiliki nilai positif atau negatif bagi seseorang. Termasuk apakah
nilai tersebut besar atau kecil bagi seseorang
b. Instrumentalitas
Ada
hubungan antara pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang
dimiliki. Dengan kata lain, pekerjaan dilihat sebagai suatu alat untuk
mendapatkan suatu yang diharapkan sehingga muncul motivasi
c. Pengharapan
Persepsi tentang besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja
Ada 3 macam insentif, yaitu :
a. Insentif materiil, merupakan penghargaan yang tangible, seperti bantuan keuangan
b. Insentif solidaritas, merupakan penghargaan dari organisasi dan rekan sejawat
c.
Insentif sesuai tujuan organisasi, merupakan penghargaan dari
organisasi, misal kesempatan untuk mengembangan pengetahuannya)
2. Teori Keseimbangan
Ada
kecenderungan orang akan membandingkan insentif yang diterimanya dengan
insentif yang diterima orang lain. Jika seimbang antara keduanya, maka
ada kemungkinan orang akan puas, bila sebaliknya akan ada yang merasa
tidak puas sehingga selanjutnya akan mengakibatkan menurunnya motivasi
kerja.
3. Teori Penentuan Tujuan
Pimpinan selaku top
manager, jika memberikan tujuan tugas yang jelas akan lebih memotivasi
karyawannya daripada hanya sekedar mengatakan “Kerjakan dengan
sebaik-baiknya”, padahal tujuan yang hendak dicapai tidak jelas.
Penentuan tujuan yang jelas merupakan gaya kepemimpinan tersendiri. Oleh
karena itu, tujuan pekerjaan/tugas harus dirumuskan dengan jelas agar
orang-orang yang mengerjakan mengetahui dengan baik. Hal ini akan
memotivasi mereka untuk bekerja mencapai tujuan tersebut, meskipun
mereka tidak terlibat dalam penentuan tujuannya.
Beberapa sumber kepuasan kerja, antara lain :
• Mengetahu dirinya telah berhasi dalam menyelesaikan pekerjaannya
• Merasa senang telah dapat menggunakan pengetahuan/ketrampilannya
• Mendapatkan kesempatan pengembangan ketrampilan pribadi secara mental dan fisik
• Kesempatan mempengaruhi orang lain
• Penghargaan dari orang lain
• Keamanan dalam penghasilan dan kedudukan
Sebaliknya, ketidakpuasan akan berakibat menurunnya motivasi kerja. Beberapa sumber ketidakpuasaan, antara lain :
• Kebosanan
• Penugasan yang tidak sesuai
• Adanya gangguan-gangguan selama kerja
• Fasilitas kerja yang minim
• Insentif yang tidak sesuai dengan beban kerja
Pada
dasarnya manusia menyenangi perlakuan yang adil, sehingga termotivasi
dengan baik bila diberlakukan dengan adil. Nilai keadilan merupakan
perbandingan antara hasil yang diterima diri sendiri (upaya yang
dilakukan sendiri) dengan hasil yang diterima orang lain (upaya orang
lain) sehingga berpengaruh terhadap motivasi dalam mengubah upaya,
mengubah hasil, meninggalkan situasi dan mengubah pembanding.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar